Friday, June 24, 2011

Starving Gambier Farmers - Local News Paper report

The Local news paper of Padang " The Padang Express" had reported starving of Gambier Farmers

The News Translates like this

Gambier Farmers in the district of "Limapuluh Kota", especially in the sub districts of "Pankalan - Koto Baru" and "kapur ix" are starving. The children also is in the edge of dropping out from schools . This is because of the continuous drop in the prices of gambier. Its the third week of June and still the prices are unclear

" The prices of gambier is sill not clear. Collectors buy at idr 11,000/kg and even in some places less than idr 10,000/kg. There is no fixed price for the farmers. Gambier is becoming a difficult commodity " said Mr.Zarul Kasmi ( Village Head of Pankalan- Koto Bangun)

The former Head of the Village of Lubuk alai Mr.Irman also said " yes farmers in Limapuluh Kota are suffering badly this year. Prices of gambier came down uncontrollably. Prices had reached a level of idr 8000/kg"

Some of the house wives also added " We had to take loans with high interest rate form people for our daily bread and to keep our kids in school"



The Actual News in Indonesian Language is below

 
Petani Terancam Kelaparan
Harga Gambir Turun Terus


Petani gambir di Kecamatan Kapur IX dan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, terancam kelaparan. Anak-anak mereka juga terancam putus sekolah dan putus kuliah. Ini terjadi karena harga gambir terus-terusan turun. Bahkan, dalam minggu kedua sampai ketiga bulan Juni 2011, harga gambir semakin tidak jelas.

"Harga gambir sekarang tidak jelas. Ada yang membeli Rp11 ribu perkilogram, ada pula yang membeli kurang dari Rp10 ribu. Tidak ada harga pasti untuk petani. Pokoknya, ekonomi petani gambir benar-benar sedang susah," kata Zarul Kasmi, Wali Nagari Kotobangun, Kecamatan Kapur IX kepada Padang Ekspres (Grup PadangToday), Kamis (16/6).

Tokoh masyarakat Nagari Lubuakalai, Kecamatan Kapur IX, Irman Teddy juga mengungkapkan hal serupa. "Ya, petani gambir di Kapur IX, tahun ini sangat menderita. Harga gambir turun sejadi-jadinya. Bahkan sampai Rp8 ribu perkilogram," ujar mantan wali nagari itu.

Sejumlah istri petani gambir di Nagari Sialang, Kecamatan Kapur IX mengatakan, turunnya harga gambir membuat mereka terpaksa berhutang kepada lintah darat, untuk membeli beras dan menyekolahkan anak-anak.

"Daripado awak indak makan, anak indak sikolah, dialah kami bautang (Ketimbang tidak makan dan anak tidak sekolah, biarlah berhutang)," ujar Eti, 43, dan Ina, 38, ketika ditemui di pasar Muaropaiti, pekan lampau.